Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 22 Oktober 2014

Alat Yang Sering Digunakan Dalam Telematika ( CCTV )



Closed Circuit Television

Dalam Pembahasan kali ini saya akan menggunakan CCTV di jalan toll.
Jasa Marga hingga akhir 2009 telah memasang 144 kamera pemantau atau CCTV di sejumlah tempat, khusus di tempat-tempat titik rawan macet agar masyarakat dapat mengantisipasi kemana jalur yang bisa dilalui. Kehadiran CCTV dapat memberikan informasi secara real time kepada pengguna kendaraan mengenai kondisi jalan tol.

Bagi pengendara yang ingin mengetahui kondisi jalan, dapat menghubungi pusat informasi (information center) Jasa Marga untuk mengetahui lokasi-lokasi yang tengah dilanda kemacetan.

Tujuan lain dari penempatan CCTV ini adalah untuk mempercepat Informasi kondisi lalu lintas di jalan tol secara real time; mempercepat penanganan gangguan lalu lintas, sehingga dapat mengurangi panjang kemacetan; mengurangi frekuensi observasi patroli; menambah Pelayanan Informasi kondisi ruas jalan; serta meningkatkan citra Perusahaan.
Sistem CCTV yang dipasang di ruas jalan tol yang dikelola, diintegrasikan seluruhnya dengan yang sudah terpasang di ruas jalan tol yang lain, dengan menggunakan IP camera (internet protocol camera) dan wireless LAN (local area network). Di samping itu, seluruh jaringan CCTV yang sudah terpasang diintegrasikan sehingga saling terkoneksi.

Pusat Layanan Informasi dan Perlindungan Konsumen

Langkah-langkah strategis lain yang dilakukan Perseroan untuk peningkatan kepuasan pelanggan dan masyarakat adalah dengan cara mendirikan pusat layanan terpadu atau lebih dikenal dengan Jasa Marga Traffic Information Center (JMTIC) dengan menghubungi 021-8088 0123.
Dengan pendirian JMTIC, diharapkan terjadinya peningkatan kepuasan pelanggan melalui pelayanan terpadu yang mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan sekaligus menciptakan peningkatan image Perusahaan serta mempermudah Perusahaan untuk mendeteksi masalah-masalah yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan operasional jalan tol.

Fungsi utama JMTIC adalah sebagai berikut:
- Menyediakan pusat layanan informasi kondisi lalu lintas dan pengaduan yang dapat diakses dengan mudah.
- Memudahkan pelanggan menyampaikan berbagai keluhan dan informasi lainnya yang perlu mendapat tanggapan yang
Description: http://www.jasamarga.com/annual_report/ar2009/images/spacer.gifcepat dari Perusahaan untuk memuaskan pelanggan.
- Memudahkan pelanggan menyampaikan kebutuhan, keinginan dan harapannya atas jasa yang diberikan oleh Perusahaan
Description: http://www.jasamarga.com/annual_report/ar2009/images/spacer.gifsebagai masukan dalam pengembangan di masa mendatang.

Dengan berdirinya JMTIC ini, diharapkan akan tercapai keinginan untuk menjadi perusahaan yang unggul dan terpercaya melalui terciptanya kepuasan pelanggan atas jasa dan produk Jasa Marga. Secara bertahap JMTIC diharapkan dapat melayani seluruh stakeholders, antara lain masyarakat, pelanggan, mitra usaha, dan keperluan internal (pekerja, unit-unit operasi, dan lain-lain). Jenis layanan juga dapat dikembangkan lebih lanjut secara bertahap meliputi layanan informasi, dan layanan-layanan lain yang menggunakan multimedia, sehingga bisa menjadi sarana layanan yang terpadu dan komprehensif dengan dukungan teknologi informasi dan telekomunikasi. Saat ini informasi lalu lintas dapat diakses melalui http://www.jasamargalive.com dan http://m.jasamargalive.com untuk telepon seluler

CCTV itu sendiri merupakan kepanjangan dari Closed Circuit Television.  Yang di artikan secara harafia adalah jalur televisi  tertutup, yang dalam pengertiannya bahwa sebuah CCTV sistem bersifat tertutup dari lingkungan umum, atau kata lain yang dapat mengakses CCTV sistem tersebut adalah hanya bagian atau orang tertentu saja. Kamera CCTV dapat dibedakan berdasarkan jenis output, lokasi penempatan, waktu penggunaan, mekanisme control, dan resolusi. Mengacu pada jenis output, Kamera CCTV dapat digolongkan menjadi Analog dan Digital. 
  • Camera CCTV Analog yaitu kamera yang mengirimkan continuous streaming video melalui Kabel Coaxial.
  •  Camera CCTV Digital yaitu kamera yang  mengirimkan discrete streaming video melalui Kabel UTP. Camera CCTV Digital umumnya dilengkapi dengan IP Address sehingga sering pula dikenal sebagai IP (Network) Camera. Dengan adanya IP, kamera bisa dapat langsung diakses melalui jaringan LAN/WAN tanpa harus menggunakan tambahan converter.
Berdasarkan lokasi penempatan, Kamera CCTV dapat dibedakan menjadi indoor dan outdoor camera.  

  • Indoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di dalam gedung, umumnya berupa Dome (Ceiling) Camera, Standard Box Camera. 
  • Outdoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di luar gedung dan memiliki casing yang dapat melindungi kamera terhadap hujan, debu, maupun temperatur yang extreme. Umumnya berupa Bullets camera yang telah dilengkapi dengan Infra Red Led (Infra Red Kamera). Disamping outdoor camera, standard box camera juga sering kali ditempatkan di luar dengan menggunakan tambahan Outdoor Housing.

Waktu Penggunaan merupakan faktor yang penting diperhatikan saat memilih Kamera CCTV. Kemampuan Kamera CCTV untuk dapat menangkap gambar pada pencahayaan minimum dinyatakan sebagai minimum lux, yaitu minimum satuan cahaya (lux) yang diperlukan Kamera CCTV agar dapat menangkap obyek. Secara umum terdapat 2 jenis kamera cctv berdasarkan waktu penggunaan (minimum lux):  

  • Standard Day Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untuk memonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan cukup baik secara konsisten (di atas 0.5 lux).
  • Day-Night Camera CCTV yaitu kamera yang digunakan untuk memonitor ruang yang memiliki tingkat penerangan kurang (di bawah 0.5 lux terus menerus ataupun sebagian waktu).

KEGUNAAN

        CCTV sering digunakan untuk pengawasan (surveilans). Bisnis, kantor, sekolah, dan bahkan tempat tinggal dapat menggunakan CCTV. Tempat yang paling sering memanfaatkan CCTV adalah bank, bandara, kasino, instalasi militer, sekolah, toko-toko, dan rumah sakit. Lebih terbuka tempatnya, semakin sering menggunakan CCTV. Beberapa uraian manfaat CCTV berikut bisa dijadikan pertimbangan saat Anda akan memilih CCTV.

Beberapa kegunaan CCTV adalah: 
  • Upaya Preventif : Pelaku kejahatan biasanya menjadi ragu kalau melihat   sasarannya mempunyai CCTV. Banyak bangunan besar yang memiliki beberapa ceruk pada eksterior menggunakan sistem CCTV ini. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ada beberapa wilayah di sekitar gedung tempat seseorang bisa bersembunyi dan menyerang orang yang tidak curiga. Jika rumah memiliki gerbang, CCTV bisa dimanfaatkan sehingga orang di dalam bangunan dapat melihat siapa yang berusaha untuk masuk dan mencegah kemungkinan yang tidak diinginkan. 
  • Alat Pantau : Untuk memonitor keadaan dan aktivitas di dalam rumah atau tempat usaha Anda dari mana saja. 
  • Meningkatkan Kinerja : CCTV dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan signifikan. Karyawan akan sungkan untuk berleha-leha ketika jam kerja. Mungkin juga karyawan Anda malah akan terpicu untuk semakin meningkatkan kinerjanya karena ingin menunjukkan pada Anda bahwa dia bisa. 
  • Membantu Penyelidikan : CCTV dapat menunjang penyelidikan tindak kejahatan yang telah terjadi. Membantu pihak berwajib mengidentifikasi pelaku kejahatan atau penyebab kecelakaan. 
  • Barang Bukti : Hasil rekaman video dan foto dari CCTV dapat dijadikan barang bukti. Ketika Anda melaporkan tentang pencurian atau kecelakaan, hasil rekaman dan foto dari CCTV dapat menunjukkan siapa pelakunya.




Rabu, 01 Oktober 2014

TELEMATIKA



Sejarah Telematika dan Perkembangan Industri Telematika Nasional

Telematika
Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.
Pertama kali istilah Telematika digunakan di Indonesia adalah pada perubahan pada nama salah satu laboratorium telekomunikasi di ITB pada tahun 1978.
Cikal bakal Laboratorium Telematika berawal pada tahun 1960-an. Sempat berganti-ganti nama mulai dari Laboratorium Switching lalu Laboratorium Telekomunikasi Listrik. Seiring perjalanan waktu dan tajamnya visi para pendiri, pada tahun 1978 dilakukan lagi perubahan nama menjadi Laboratorium Telematika. Ketika itu, nama Telematika tidak sepopuler seperti sekarang. Pada tahun 1978 itulah, di Indonesia, istilah Telematika pertama kali dipakai.
Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering disebut dengan ICT (Information and Communications Technology).
Salah satu milis internet Indonesia terbesar adalah milis Telematika. Dari milis inipun tidak ada penjelasan mengapa milis ini bernama telematika, yang jelas arsip pertama kali tercatat dikirimkan pada tanggal 15 Juli 1999. Dari hasil pencarian di arsip mailing list Telematika saya menemukan salah satu ulir diskusi menarik (membutuhkan login) tentang penamaan Telematika yang dikirimkan oleh Paulus Bambang Wirawan.

Istilah telematika sering dipakai untuk beberapa macam bidang, sebagai contoh adalah:
  • Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
  • Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
  • Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).
Pengembangan Industri Telematika Nasional
Industri telematika (Information and Communication Technology – ICT) merupakan salah satu industri prioritas yang akan dan sedang dikembangkan Pemerintah melalui Kebijakan Pembangunan Industri Nasional. Industri telematika sendiri saat ini merupakan industri yang sedang berkembang dengan pesat di dunia dengan pertumbuhan 6,9 % per tahun. Pada tahun 2004 pasar ICT dunia mencapai US$ 533 miliar, sedangkan pasar ICT asia tercatat US$ 42 miliar dengan pertumbuhan 23 % per tahun.
            Di Indonesia sendiri pasar sektor ini tercatat baru sekitar US$ 1,3 miliar dengan pertumbuhan pada tahun 2004 dan 2005 masing-masing sebesar 9,8 % dan 22,1 %. Dari jumlah itu, diperkirakan sebesar US$ 0,5 miliar sampai US$ 0,75 miliar diserap oleh sektor perbankan.
            Industri telematika terdiri atas kelompok barang dan jasa, meliputi Industri Perangkat (devices), Infrastruktur/Jaringan (access, nodes, transport, support) dan software (piranti lunak) termasuk aplikasi (content). Bagi negara berkembang piranti lunak dan jasa pada umumnya memiliki peluang yang lebih besar karena relatif tidak memerlukan investasi besar dalam riset dan peralatan pendukung produksi. Hal ini disebabkan terutama karena piranti lunak lebih berbasis pada tenaga kerja berpengetahuan.

            Terdapat empat langkah utama yang perlu dilakukan untuk mendorong terbentuknya Industri Telematika nasional yang kokoh dan mandiri, yaitu pengembangan infrastruktur telematika dengan membangun kemampuan nasional untuk dapat memproduksi piranti keras dan piranti lunak, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), penciptaan regulasi yang kondusif (perundangan dan kebijakan teknologi industri), serta pengembangan pasar domestik yang berpihak kepada industri dalam negeri.
            Strategi pengembangan industri piranti lunak yang di tempuh pemerintah adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), mendorong tersedianya ICT Techno Park (sentra pengembangan telematika), pengembangan dan penguasaan pasar aliansi dengan MNCs (multinational companies). Sedangkan untuk industri peralatan telekomunikasi adalah penguasaan disain dan engineering untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terhadap peralatan-peralatan yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.
            Pengembangan industri telematika dalam jangka menengah diarahkan pada tumbuhnya sentra-sentra pengembangan industri telematika, sedangkan dalam jangka panjang diharapkan industri telematika mampu mengisi pasar global.
                Industri Teknologi Informasi skala kecil dan menengah (software house/UKM IT) dirasakan sulit menembus pasar global, karena kurangnya dukungan infrastruktur yang menunjang untuk menjangkau pasar global.  Regional IT Centre of excellence (RICE) adalah suatu konsep pembangunan dan pengoperasian pusat dukungan Teknologi informasi di beberapa daerah potensial (regional) yang memiliki tenaga ahli/pakar dan sarana/fasilitas penunjang siap pakai yang dapat digunakan sebagai Inkubator Regional dibidang IT. 
Secara bertahap RICE akan terus dikembangkan sesuai dengan kemampuan dana yang ada untuk pendidikan dan latihan serta sosialisasi internasional dalam rangka promosi keberadaan RICE di dalam negeri.
RICE didirikan sebagai Inkubator untuk mempercepat tumbuhnya usaha pengembang software dan penyedia jasa TI (software house) melalui bantuan teknis, bantuan manajerial, infrastruktur, dan pelatihan.  Sehingga produk dan jasa yang dihasilkan dapat dipasarkan baik ke pasar domestik maupun pasar global

Departemen Perindustrian mengembangkan RICE sejak  tahun 2002 di PT. Inti Bandung, dan sampai dengan saat ini telah berdiri di beberapa daerah lainnya antara lain, di Univ. Trisakti Jakarta, Univ. Gunadarma Depok-Jabar,  Melihat kondisi kemampuan RICE yang didukung oleh  sarana dan prasarana yang tersedia di RICE PT. Inti Bandung, seyogyanya RICE diberikan kepercayaan untuk dapat menimplementasikan               
            Salah satu bagian dari upaya pengembangan industri telematika nasional, Departemen Perindustrian pada tanggal 8 – 10 Agustus 2005 akan menyelenggarakan pameran “Gelar Potensi Industri Telematika Nasional” di ruang Lobby Gedung Departemen Perindustrian. Penyelenggaraan pameran tersebut merupakan hasil kerjasama antara Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika, Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII), Asosiasi Perangkat Lunak Indonesia (ASPILUKI) dan Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (APKOMINDO).
            Selama masa pameran juga akan diselenggarakan seminar satu hari yang akan membahas berbagai kebijakan untuk mendukung pengembangan industri telematika nasional dengan mengundang asosiasi, pengusaha, pengamat, perguruan tinggi dan instansi terkait. Topik seminar meliputi Kebijakan Pengembangan Industri Telematika (Departemen Perindustrian), Kebijakan Pembangunan Telematika Nasional (Departemen Komunikasi dan Informasi), Kebijakan Pengembangan Teknologi Telematika (Kantor Kementrian Negara Ristek), Kebijakan Pengembangan SDM Telematika (Departemen Pendidikan Nasional), Dan Kebijakan Pembiayaan UMKM Telematika (Departemen Koperasi dan UMKM).
            Pameran industri telematika ini diikuti 53 peserta yang terdiri dari delapan industri komputer, 28 industri piranti lunak (termasuk program inkubator IKM), tiga industri telekomunikasi, tiga industri animasi, tiga IT Techno Park, empat IT Peripheral, dua perguruan tinggi dan dua media IT (majalah).