Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 13 Oktober 2013

EYD Dan Tanda Baca




Pengertian Ejaan
Yang dimaksud ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambang-lambang itu ( pemisahan dan gabungan dalam satu bahasa ) . Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
 
Pemakaian tanda baca
Pemakaian tanda baca dalam ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan mencakup pengaturan :
(1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah, (7) tanda petik, (8) tanda petik tunggal.

1. Tanda titik
- Tanda titik di pakai pada akhir singkatan nama orang. Misalnya:
1) W.S. Rendra
2) Abdul Hadi W.M.
3) Ach. Sanusi
- Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan.
1) Dr. (Dokteor)
2) Dr. ( dokter )
3) S. Ked. ( Sarjana Kedokteran )
4) Sdr. ( saudara )

- Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang ditulis dengan huruf kecil. Singkatan yang terdiri atas dua huruf di beri dua buah tanda titik, sedangkan singkatan yang terdiri atas tiga buah huruf atau lebih hanya diberi satu buah tanda titik. Misalnya:
Bentuk tidak Baku Bentuk Baku
1) s / d ( sampai dengan ) 1) s.d. ( sampai dengan )
2) a / n ( atas nama ) 2) a.n. ( atas nama )
3) d / a ( dengan alamat ) 3) d.a. ( dengan alamat )
4) u / p ( untuk perhatian ) 4) u.p. ( untuk perhatian )
5) d.k.k. ( dan kawan-kawan ) 5) dkk. ( dan kawan-kawan )

- Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya. Misalnya:
1) Tebal buku itu 1.168 halaman
2) Minyak tanah sebanyak 3.000 liter tumpah.
3) Jarak dari desa ke kota ito 30.000 meter.
Akan tetapi, jika angka itu tidak menyatakan suatu jumlah, tanda titik tidak di gunakan.
1) Tahun 2000
2) Halaman 1234
3) NIP 130519977

- Tanda titik tidak di gunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata ( akronim ). Misalnya:
1) DPR
2) Sekjen Depdikbud

-Tanda titk tidak digunakan di belakang singkatan lambang kimia, satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata uang. Misalnya:
1) Lambang Cu adalah lambing kuprum.
2) Seorang pialang membeli 10 kg emas batangan.
3) Harga karton manila itu Rp500,00 per meter.

- Tanda titik tidak digunakan dibelakang judul yang merupakan kepala karangan, kepala ilustrasi table, dan sebagainya. Misalnya:
1) Acara Kunjungan Menteri A.S. Hikam
2) Bentuk dan Kedaulatan ( Bab 1, UUD 1945 )

-Tanda titik tidak di gunakan di belakang alamat pengirim dan tanggal surat serta dibelakang nama dan alamat penerima surat. Misalnya:
1) Jalan Harapan III/AB 19
2) Jakarta, 10Agustus 1998

2. Tanda koma
kaidah yang mengatur kapan tanda koma digunakan dan kapan tanda koma tidak digunakan. Misalnya:

- Tanda koma harus digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian dan pembilangan. Misalnya:
1) Saya menerima hadiah dari paman berupa jam tangan, raket, dan sepatu.
2) Departemen Pariwisata, Seni, dan Budaya.
Catatan:
Jika gabungan itu hanya terdiri atas dua unsur, sebelum kata dan tidak dibubuhkan tanda koma. tetapi, jika penggabungan terdiri atas lebih dari dua unsur, diantara unsur-unsurnya ada koma, sebelumnya unsur terakhir dibubuhkan kata dan.

- Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului kata tetapi, melainkan, dan sedangkan. Misalnya:
1) Dia bukan siswa jayabaya, melainkan mahasiswa gunadarma
2) Saya bersedia membantu, tetapi kau kerjakanlah dahulu tugas itu.

- Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimatnya. Biasanya, anak kalimat didahului kata penghubung bahwa, karena,sehingga, walaupun, apabila, jika, meskipun, dan sebagainya. Misalnya:
1) Apabila belajar sungguh-sungguh, Saudara akan berhasil dalam ujian.
2) Karena harus di tanda tangani oleh gubernur, surat itu di tulis di atas kertas berkepala surat resmi.

- Tanda koma harus digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, akan tetapi, namun, demikian, dalam hubungan itu, sementara itu, sehubungan dengan itu, dalam pada itu, oleh sebab itu, sebaliknya, selanjutnya. Misalnya:
1) Oleh karena itu, kita harus menghormati pendapatnya.
2) Jadi, hak asasi di Indonesia sudah benar-benar dilindungi.
3) Namun, kita harus tetap waspada.
4) Selanjutnya, kita akan membicarakan masalah lain.

- Tanda koma harus digunakan di belakang kata-kata seperti o, ya, wah ,aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya:
1) Kasihan, dia harus mengikuti lagi ujian semester 1 tahun depan.
2) O, kalau begitu saya setuju.

- Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya:
1) “Saya sedih sekali,” kata paman, “ karena kamu tidak lulus. “
2) Kata petugas, “ kamu harus berhati-hati di jalan raya. “
Berdasarkan contoh-contoh di atas penggunaan titik dua ( : ) sebelum tanda petik dalam petikan langsung dianggap salah; tanda baca yang benar adalah koma ( , ).

- Tanda koma digunakan diantara (1) nama dan alamat, (2) bagia-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, dan (4) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya:
1) Bandung, 10 april 1998
2) Jakarta, Indonesia

- Tanda koma digunakan untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya:
1) Badudu, yus.1980. membina bahasa Indonesia Baku. Seri 1, Bandung: Pustaka Prima.
2) Tjiptadi, bambang.1984. tata Bahasa Indonesia Cetakan II. Jakarta: Yudistira.

- Tanda koma digunakan diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikuti untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau marga. Misalnya:
1) A. ansori, S.H.
2) Sobur, M.Sc.

- Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. Misalnya:
1) Seorang warga, selaku rt 02, mengemukakan pendapatnya.
2) Di daerah kami, misalnya, masih banyak warga yang buta huruf.

-Tanda koma tidak boleh digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tesebut mengiringi induk kalimat. Misalnya:
1) Menteri mengatakan bahwa pembangunan harus dilanjutkan
IK AK
2) Semuaorang akan berhasil dalam hidup jika bekerja keras
IK AK

 3. Tanda Titik Koma ( ; )
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Misalnya:
- Para pemikir mengatur strategi dan langkah yang harus di tempuh; para pelaksana mengerjakan tugas sebaik-baiknya; para donatur dana menyediakan biaya yang di perlukan.

4. Tanda Titik Dua ( : )
- Tanda titik dua di pakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya:
- Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai tiga jurusan: Sekolah tinggi tekhnik, Sekolah Tinggi Ekonomi, Sekolah Tinggi Hukum.
- Tanda titik dua tidak di pakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya:
- Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai sekolah tinggi tekhnik, sekolah tinggi ekonomi, sekolah tinggi hukum.

5. Tanda Hubung ( - )
- Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan: tiga-puluh dua-pertiga ( 30 2/3 )
Tiga-puluh-dua- pertiga ( 32/3 )
- Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang di mulai dengan huruf capital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata. Misalnya:
1) Pada tahun depan akan diadakan perlombaan paduan suara remaja se-Jawa Timur di Surabaya.
2) Ke- 315 orang itu berasal dari mesir.
3) Warga DKI yang sudah dewasa diwajibkan ber-KTP DKI.

6. Tanda Pisah ( _ )
Tanda pisah membatasi penyisihan kata atau kalimat yang memberi kalimat penjelasan khusus diluar bangun kalimat, menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas, dan di pakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘ sampai dengan ‘ atau di antara dua nama kota yang berarti ‘ ke ‘ atau ‘ sampai ‘, panjangnya dua ketukan. Misalnya:
1) Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2) Pemerintahan Habibie tahun 1998 – desember 1999.

 7. Tanda Petik ( “ … “ )
Tanda petik di pakai untuk menggapai petikan langsung, judul syair, karangan, istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang di kenal. Misalnya:
Kata Hasan, “ saya ikut. “
Sajak “Aku “ karangan Chairil Anwar.
Ia memakai celana “ cutbrai.”

8. Tanda Petik Tunggal ( ‘ … ‘ )
Tanda petik tunggal menggapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing. Misalnya:
Lailatul Qadar ’malam bernilai’


GBK Memerah
REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suasana Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Sabtu (12/12) Malam mulai semarak. Berbeda dengan dua laga sebelumnya, menjelang laga Indonesia melawan Korea Selatan malam nanti, SUGBK mulai memerah.
Dari pantauan tim ROL, ribuan suporter Indonesia mulai memadati SUGBK. Antrian di loket utara mengular. Dimana loket ini menjual tiket kategori tiga dan empat. Suara terompet juga sangat semarak bersautan di SUGBK.Tak hanya pria, wanita serta anak-anak juga terlihat lalu lalang di SUGBK lengkap mengunakan kaos tim nasional (timnas) Indonesia. 
Seperti tertera di tiket resmi yang dikeluarkan panitia AFC U-19, kick off Indonesia melawan Korea Selatan baru jam 19.30 WIB. Meski begitu, suporter Indonesia mulai ramai berduyun-berduyun ke SUGBK.
Semoga ini menjadi indikasi membaiknya dukungan masyarakat Indonesia di SUGBK.Malam nanti Indonesia akan melakoni laga penentuan melawan Korea Selatan. Indonesia wajib menang bila ingin lolos ke partai final Piala AFC U-19 2014 di Myanmar
Saran penulisan
  • ·Mulai semarak dalam kalimat “Suasana Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK)   Sabtu (12/12) Malam mulai semarak”  , lebih tepat ditulis dengan Mulai Ramai
  • Menjelang laga dalam kalimatBerbeda dengan dua laga sebelumnya, menjelang laga Indonesia melawan Korea Selatan malam nanti, SUGBK mulai memerah”, lebih tepat dapat di artikan dengan Menjelang kompetisi atau Menjelang Pertandingan
  • Suporter dalam kalimat “Dari pantauan tim ROL, ribuan suporter Indonesia mulai memadati SUGBK”. lebih tepat dengan kata Pendukung karena suporter berasalah dari bahasa asing yang artinya pendukung
  • Mengular dalam kalimat “Antrian di loket utara mengular”  lebih tepat dengan kata memadati , ramai, panjang
  • Berduyun-berduyun dalam kalimat “Meski begitu, suporter Indonesia mulai ramai berduyun-berduyun ke SUGBK” , lebih tepat dengan beramai-ramai
  • Melakoni dalam kalimat “Malam nanti Indonesia akan melakoni laga penentuan melawan Korea Selatan” , lebih tepat dengan kata akan memulai pertandingan

PENUTUP

Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan pada situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung, maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik dan benar dalam komunikasinya sehari-hari, masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah, sehingga bermula dari kesalahan- kesalahan tersebut dapat menjadi kesalahan yang sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata bahasaan yang akhirnya kesalahan tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan parahnya lagi hal tersebut menjadi membudaya dan di benarkan penggunaan dalam keseharian, untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan kepada masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.




DAFTAR PUSTAKA

Zainal Arifin, S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 2003
http://www.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/13/10/12/muk1a4-gbk-memerah



1 komentar: